Indonesia masih belum memaksimalkan potensi
panas bumi untuk pembangkit listrik. Jika dibandingkan dengan Filipina,
RI kalah jauh.
Direktur PT Toshiba Asia Pacific Indonesia (TAPI),
Suluh Tridoyo, potensi panas bumi di Indonesia berada di peringkat 2
tingkat dunia. Sayangnya hanya 4% yang sudah dimanfaatkan untuk
pembangkit listrik.
Toshiba, yang juga beroperasi di sektor
kelistrikan Filipina menyatakan negara tetangga itu sudah memanfaatkan
potensi panas bumi hingga 33%.
"Potensi panas bumi di Indonesia
berada di peringkat 2 tingkat dunia dan baru 4% pemanfaatannya dari
potensi yang ada," ujarnya di kantornya, Rabu (23/3/2016).
Menurutnya, Indonesia hanya mengembangkan potensi panas bumi sebesar 4% yaitu hanya 1.189 MW dari total potensi 27.000 MW.
"Toshiba
dapat membantu pemerintah untuk mempercepat pemanfaatan energi
terbarukan. Toshiba bisa memberikan solusi pembangkit listrik tenaga
panas bumi dengan range kapasitas lebar 2 MW-200 MW dan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 1 kW- 800MW Line-up," jelasnya.
Sebelum
melancarkan aksi solusi energi pembangkit listrik di Indonesia, Toshiba
telah lebih dulu membangun proyek PLTP di Filipina. Seperti yang
disebutkan Suluh, Toshiba telah memasok turbin panas bumi dan membangun
pembangkit listrik tenaga panas bumi di Filipina sebanyak 9 unit dengan
kapasitas 510 MW.
Sementara, di Indonesia Toshiba baru membangun
5 unit dengan kapasitas 290 MW. Menurutnya, hal tersebut disebabkan
Filipina lebih dulu dan cepat mengembangkan potensi energi tersebut
ketimbang Indonesia.
"Soal hambatan tersebut pertama menurut saya
sumber energi di sana lebih banyak seperti minyak, batu bara, dan air
sehingga perkembangan potensi energi tersebut juga banyak dan cepat.
Berbeda dengan Indonesia yang perkembangan potensi energinya terlambat,"
ujarnya.
Sejak tahun 1966 hingga sekarang Toshiba telah memasang
58 unit PLTP dengan total kapasitas 3,7 GW. Indonesia salah satu negara
yang dipasok Toshiba dengan kapasitas sebanyak 290 MW untuk 5 unit
PLTP.
Sementara, Amerika menduduki posisi teratas sebagai negara penerima pasokan PLTP Toshiba yaitu 17 unit dengan kapasitas 1.390MW.
Selain Indonesia dan Amerika, berikut negara-negara lainnya yang menjadi penerima pasokan PLTP Toshiba;
Filipina : 9 unit dengan kapasitas 510MW
Meksiko : 9 unit dengan kapasitas 595MW
Jepang : 8 unit dengan kapasitas 290MW
Kenya : 4 unit dengan kapasitas 300MW
Selandia Baru : 2 unit dengan kapasitas 166MW
Turki : 2 unit dengan kapasitas 102MW
Iceland : 1 unit dengan kapasitas 34MW
Costa Rica : 1 unit dengan kapasitas 55 MW.
Melihat
data di atas, sejauh ini Toshiba memang belum banyak memasok PLTP di
Indonesia. Meskipun Indonesia berada di posisi kelima dari 10 negara
lainnya, ke depannya Toshiba mengaku akan lebih berkonsentrasi pada
proyek pembangunan PLTP di Indonesia.
"Ke depan, Toshiba akan
terus mengejar dan mengeksplorasi lebih banyak kesempatan untuk
berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia," ungkap
Shinpei Yamagihi, Presiden PT Toshiba Asia Pacific Indonesia.
(ang/dnl)
source : http://finance.detik.com
0 komentar:
Posting Komentar