Mengapa Geothermal Energy disebut sebagai sumber energi yang ramah lingkungan? Geothermal Information Center dapat menjawab keingintahuan Anda secara gamblang.
Geothermal Information Center merupakan salah satu sarana edukasi yang menarik untuk dikunjungi (PGE) |
Menjadi negara yang dilalui oleh jalur Ring of Fire membuat
Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia, yakni 40%.
Letaknya yang strategis di antara lempeng mayor (Asia dan Pasifik) dan
lempeng minor (Filiphina) memungkinkan panas bumi dapat ditransfer ke
permukaan melalui sistem rekahan. Seperti yang pernah diungkapkan oleh
Presiden RI Joko Widodo dalam peresmian Unit V Pertamina Geothermal
Energy Kamojang, “Bila kita memanfaatkan seluruh potensi panas bumi,
maka Indonesia tidak perlu ketergantungan lagi dengan energi fosil.”
tukasnya.
Upaya pemerintah untuk mengalihkan energi fosil yang
kian menipis yakni dengan mendukung pengembangan energi terbarukan yang
ramah lingkungan. Geothermal tak luput mejadi prioritas di antara
biofuel, biomassa, air, angin, matahari, gelombang laut, hingga energi
pasang surut air laut. Jokowi menambahkan bahwa energi panas bumi ini
setidaknya pada tahun 2019 harus dapat memenuhi kebutuhan listrik 97%
rumah tangga di Indonesia.
Geothermal Information Center
Menyambut
semangat pembangunan tersebut, Pertamina Geothermal Energy Kamojang
mengawali pengembangan sistem energi panas bumi yang akan meluas hingga
titik potensi yang ditetapkan yakni Sumatra, Nusa Tenggara, Maluku,
hingga Papua.
Di tanah Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung
tidak hanya beroperasi produksi energi panas bumi, tetapi juga
Geothermal Information Center (GIC) yang didirikan sebagai pusat
informasi yang ditujukan untuk memenuhi keingintahuan masyarakat akan
sumber energi terbarukan nan ramah lingkungan ini. Layaknya sebuah
museum, GIC menjadi tempat yang akan menarik untuk dikunjungi karena di
dalamnya menyajikan informasi yang meliputi sejarah Geothermal pertama
di Indonesia.
Mengingat bahwa tanah Kamojang merupakan lokasi
pertama diadakannya pencarian sumber energi panas bumi pada tahun 1918.
Dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi yang dilakukan pada tahun 1926
hingga 1929 meninggalkan lima sumur bersejarah yang salah satunya masih
aktif memproduksi uap panas kering atau dry steam yaitu KMJ-3.
Bila
ingin mengetahui area pengolahan Geothermal jangan lewatkan untuk
memperhatikan miniatur yang tersedia. Di sana Anda bisa melihat titik di
mana sumur-sumur sumber energi panas terletak, lokasi peninggalan
bersejarah, hingga destinasi wisata Kamojang yang kian tengah sedang
dikembangkan.
Fasilitas lain yang bisa pengunjung nikmati adalah ruang theater. Di
dalam ruang theater selama 60 menit pengunjung akan mendapatkan
pengetahuan tentang standar keselamatan yang diterapkan oleh PGE selama
memproduksi energi panas bumi. Tak hanya itu, untuk menjawab rasa
penasaran pengunjung akan diberi pengetahuan bagaimana panas bumi bisa
diolah menjadi sebuah energi listrik yang dapat digunakan dalam
keseharian hingga memanfaatkan limbahnya menjadi sebuah energi yang
baru.
Wawan Darmawan, General Manager PGE Kamojang
mengatakan bahwa keberadaan GIC diharapkan mampu menjawab pertanyaan
sekaligus meluruskan pandangan masyarakat bahwa geothermal merupakan
sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Geothermal
Information Center terbuka bagi umum, silakan melayangkan surat kepada
kami untuk mengadakan kunjungan.” tuturnya.
Source : http://nationalgeographic.co.id/berita/2015/09/mengulik-sejarah-geothermal-di-indonesia#
Ayam Aduan Telah Berkembang Disemua Negara
BalasHapusManfaat Kayu Manis Bagi Ayam Aduan